...

Nailed To His Cross

Telegram
WhatsApp
Facebook
Twitter

And you, being dead in your sins and the uncircumcision of your flesh, hath he quickened together with him, having forgiven you ALL TRESPASSES; Blotting out THE HANDWRITING [G5498—cheirographon] of ordinances that was against us, which was contrary to us, and took it out of the way, nailing it to his cross;

Berdasarkan ayat ini, yang dipakukan ke kayu salibnya Kristus adalah “the handwriting” (v14)  yang adalah “all trespasses.” (v13)

“Tresspasses” (v13) di ampuni, “handwriting” (v14) dipakukan ke kayu salib.

Trespasses” adalah dosadosa, sementara “handwriting” adalah catatan hutang yang ditulis sebagai janji bahwa hutangnya akan dibayar.

Cheirographon” terdiri dari 2 kata; “cheir” yang artinya tangan, dan “grapho” yang artinya  tulisan. Tulisan, atau catatan, yang ditulis oleh tangan

And you, who were dead in your trespasses and uncircumcision of your flesh,, God made alive together with him, having forgiven us ALL OUR TRESPASSES, by cancelling THE RECORD OF DEBT (catatan hutang) that stood against us with its legal demands. This he set aside, nailing it to the cross.

Yang ditulis adalah catatan hutang. Kita semua mengerti bahwa upah dosa adalah kematian kekal (Rom 6:23); dan semua orang sudah berdosa (Rom 3:23). Artinya hutang yang dicatat adalah janji (jaminan)  untuk membayar hutangnya.

Dengan kata lain, “handwriting” yang dipakukan ke kayu salib adalah surat janji jaminan bahwa hutangnya akan dibayar.

Hutang dosa adalah kematian kekal

Artinya yang diampuni adalah dosadosanya, dan yang dipakukan ke kayu salib adalah catatan hutang yang dia harus bayar dengan nyawanya sendiri.

Dengan kata lain, yang dipakukan ke kayu salib adalah kematian kekalnya, yang dicatat di catatan hutangnya [handwriting].

I, even I, am he that BLOTTED OUT thy TRANSGRESSIONS for mine own sake, and will remember not thy SINS.

YANG DIPAKUKAN ADALAH DOSA DAN UPAH DOSA

Yesaya menulis, bahwa yang dipakukan ke kayu salib adalah pelanggaranpelanggaran kita, yang adalah dosadosa kita.

Karna upah dosa adalah kematian kekal (Rom 6:23), sehingga kematian Kristus di kayu salib adalah kematian kekal kita.

Kristuslah yang membayar dengan penuh hutang kita semua, yang tercatat pada surat “catatan hutang” kita semua.

Itulah  sebabnya yang dipakukan ke kayu salib adalah catatan hutang kematian kekal kita [Cheirographon].

I have BLOTTED OUT, as a thick cloud, thy TRANSGRESSIONS, and as a cloud, thy SINS: return unto me: for I have redeemed [to purchase what has been sold] thee.

YANG DIPAKUKAN ADALAH KUTUKAN

Gal 3:10, 13  For as many as are of the works of the law are under the curse: for it is written, CURSED is every one that continueth not in all things which are written in THE BOOK OF THE LAW to do themChrist hath redeemed us from the CURSE of THE LAW, being made a CURSE for us: for it is written, CURSED is every one that hangeth on a tree

  • Upah dosa adalah KUTUKAN (kematian kekal)
  • Karna tertulis, terkutuklah semua orang yang tidak melakukan semua yang tertulis di buku hukum.
  • Artinya, dosa adalah pelanggaran buku hukum” Tuhan (1 Jn 3:4).
  • Kematian Kristus di kayu salib adalah untuk membayar hutang kita semua; dan hutangnya adalah kematian kekal, akibat dari pelanggaran kita terhadap apa yang tertulis didalam “buku hukum” nya Tuhan.

YANG DIPAKUKAN BUKAN BUKU HUKUM

Rev 22:14  BLESSED are they that DO HIS COMMANDMENTS, that they may have right to the tree of life, and may enter in through the gates into the city

It is plainly stated that the CONDITION of gaining ETERNAL LIFE is OBEDIENCE to THE COMMANDMENTS of God.

Kita sudah mengerti bahwa yang dipakukan ke kayu salib-Nya Kristus adalah dosa dan upah dosa kita–yang mana, semua itu adalah kutukan.

Sementara pemeliharaan hukum-hukum (the book of the law) Tuhan adalah BERKAT.

Syarat untuk memperoleh kehidupan kekal–yang adalah lawannya kematian kekal–adalah PENURUTAN (melakukan) semua yang Tuhan perintahkan didalam buku hukum-Nya (the book of the law).

Dosa adalah pelanggaran hukum Tuhan (1Jn 3:4); dan upah dosa adalah kutukan bagi si pelanggar (kutukan).

Kristus membayar hutang kita waktu Dia dipakukan (kutukan) ke kayu salib, agar kita bisa hidup menurut seluruh hukum-hukumNya.

Kristus tidak mati membayar hutang kutukan kita agar kita bisa bebas melanggar hukum-hukumNya; seakan-akan kematiannya memberikan kepada manusia berdosa “license to sin” (surat izin untuk berdosa), sehingga setiap kali dia berdosa, dia hanya perlu untuk mengakui dosanya, dan dosanya diampuni (1Jn 1:9), dan sekarang dia bisa berdosa lagi, karna hutangnya sudah dibayar dikayu salib. Sama sekali TIDAK!

Kristus mati untuk membayar kematian kita, agar kita semua tidak perlu untuk mati. Dia juga memberikan kuasa yang menyanggupkan kita untuk “go, and sin no more” (John 8:11).

For our GOSPEL came NOT unto you IN WORD ONLY, but also in POWER, and in THE HOLY GHOST; and in much assurance;

Firman injil Kristus bukan hanya sekedar perkataan-perkataan saja, tetapi adalah KUASA yang sanggup untuk membuat menjadi kenyataan apa yang difirmankan.

Waktu Kristus mengatakan kepada wanita yang kedapatan berzinah (John 8:11) untuk pergi, dan jangan berbuat dosa lagi, PERINTAHNYA ADALAH KUASANYA  (Heb 1:3) yang akan menyanggupkan wanita itu untuk “tidak berbuat dosa lagi“.

Bagian kita adalah untuk PERCAYA firman perintahNya; bagian Kristus ialah untuk bekerja didalam kita–melalui rohNya (Phi 2:13) untuk membuat menjadi kenyataan apa yang Dia firmankan (perintahkan).

Firman Tuhan adalah perintahNya, yang adalah hukumNya.

Hear THE WORD of the LORD, ye rulers of Sodom; give ear unto THE LAW of our God, ye people of Gomorrah. 

DIBERKATILAH setiap orang yang melakukan hukum-hukumNya (firman).Bukan, terkutuklah dia yang melakukan hukum-hukumNya. 

Kutuk adalah bagian dari dia yang melanggar perintah-perintahNya yang tertulis pada “THE BOOK OF THE LAW“. 

“The book of the law” bukan kutukannya; tetapi, kutukannya adalah pelanggaran terhadap apa yang tertulis pada “THE BOOK OF THE LAW”.

Artinya, buku hukum itu TIDAK dipakukan ke kayu salib-Nya Kristus, tetapi upah pelanggarannya (kutuk) yang dipakukan ke kayu salib.

Jadi, pertanyaannya: apa yang tertulis didalam “THE BOOK OF THE LAW“, yang mana, pelanggarannya adalah kutukan yang dipakukan di kayu salibNya Kristus?

BUKU HUKUM MUSA

Deu 31:24, 25, 26  And it came to pass, when MOSES had made an end of writing the words of this LAW in A BOOK, until they were finished, That Moses commanded the Levites, which bare the ark of the covenant of the LORD, saying, Take this BOOK of THE LAW, and put it in the side of the ark of the covenant of the LORD your God, that it may be there for a witness AGAINST thee. 

Hear THE WORD of the LORD, ye rulers of Sodom; give ear unto THE LAW of our God, ye people of Gomorrah. 

TERKUTUK lah semua orang yang tidak mematuhi semua perintah Tuhan yang tertulis di BUKU HUKUM nya Musa.

Banyak orang langsung mengambil kesimpulan bahwa BUKU HUKUM  yang ditulis MUSA adalah perintah-perintah Tuhan yang dipakukan ke kayu salib; sehingga hukum-hukumnya tidak berlaku lagi bagi kita yang hidup setelah kematian Kristus di kayu salib.

Apakah kesimpulan ini sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan didalam Kitab suciNya?

Kita sudah baca bahwa KUTUKAN itu adalah hasil dari pelanggaran “THE BOOK OF THE LAW” yang ditulis Musa. Bukan hukumnya yang ditulis dibuku itu, tetapi hasil pelanggarannya yang mengakibatkan kutukannya.

Diberkatilah mereka yang MENURUT hukum Tuhan; bukan terkutuklah siapa saja yang melakukan hukum-hukum Tuhan.

Hukum Musa ditulis di buku; sementara 10 hukum ditulis di 2 loh batu; 

CURSED is every one that continueth not in all things written in THE BOOK OF THE LAW to do them.

Sementara KUTUKAN nya berlaku bagi mereka yang tidak menurut (melakukan) apa yang tertulis pada BUKU hukum Musa.

Dan KUTUKANNYA adalah “kematian kekal” yang adalah UPAH DOSA (Rom 6:23).

Ini adalah buktinya bahwa HUKUM yang ditulis di BUKU MUSA adalah HUKUM TUHAN.

Remember ye THE LAW OF MOSES my servant, which I commanded unto him in Horeb for all Israel, with the STATUTES and JUDGMENTS.

Malachi menulis bagi kita yang hidupnya menantikan kedatangan Kristus kedua kalinya; Ingat hukum Musa dengan STATUTES dan JUDGMENTS nya. 

Seandainya Hukum Musa sudah dipakukan, dia tidak akan menulis agar kita jangan melupakannya.

The closing word of MALACHI are A PROPHECY regarding the work that should be done preparatory the first and THE SECOND ADVENT of Christ. This PROPHECY is introduced with the admonition, "Remember ye THE LAW OF MOSES my servant, which I commanded unto him in Horeb for all Israel, with the STATUTES and JUDGMENTS.

Seandainya HUKUM MUSA yang dia tulis didalam BUKUNYA dipakukan ke kayu salib, artinya hukum-hukumnya tidak perlu untuk ditaati bagi kita yang hidupnya setelah kayu salib; dan tidak perlu untuk di lakukan sebagai pekerjaan persiapan untuk kedatangannya Kristus ke-2 kali nanti di awan-awan nanti. 

Tetapi nampaknya bukan demikian kebenarannya.

Agar kita kedapatan siap waktu Kristus datang nanti, kita perlu sekarang untuk mematuhi dan melakukan apa yang tertulis didalam  “THE LAW OF MOSES“, termasuk “STATUTES” dan “JUDGMENTS” nya.

Kutipan ayat Alkitab berikut ini akan membuktikan bahwa HUKUM MUSA adalah 10 HUKUM yang dikumandangkan di bukit Sinai.

Thou camest down also upon MOUNT SINAI, and SPEAKETH with them from heaven, and GAVEST them JUDGMENTS, and TRUE LAWS, good STATUTES, and COMMANDMENTS: And madest known unto them thy HOLY SABBATH, and commandedst them PRECEPTS, STATUTES, and LAWS by the hand of MOSES thy servant.

Moses of himself framed no law. Christ, the angel whom God had appointed to go before his chosen people, gave to Moses statutes and requirements necessary to a living religion and to govern the people of God. Christians commit a terrible mistake in calling this law severe and arbitrary, and then contrasting it with the gospel and mission of Christ in his ministry on earth, as though he were in opposition to the just precepts which they call the law of Moses. {RH May 6, 1875, par. 12}

  • Musa tidak membuat hukumnya sendiri. Hukum yang dia tulis dibuku adalah hukum yang Kristus berikan kepada umat Israel, yang dikomunikasikan langsung kepada Musa, untuk diberikan kepada umat Tuhan.
  • Hukum-hukumnya adalah STATUTES yang dibutuhkan untuk menuntun kehidupan sehari-harinya umat Tuhan agar mereka tidak berdosa.
  • Adalah suatu kesalahan yang besar untuk mengatakan bahwa hukum yang ditulis Musa itu keras, bengis, dan dapat berubah-ubah; dan mengkontraskan Injil Kristus dengan misinya waktu Dia datang hidup di bumi ini.
  • Seakan-akan, Kristus menentang prinsip-prinsipnya dan STATUTES nya HUKUM MUSA. Sehingga, dikayu salib, hukum Musa itu dipakukan ke kayu salib.
  • Kita sudah mengerti bahwa yang dipakukan adalah KUTUKAN; artinya untuk memakukan hukum-hukum Musa ialah untuk mengatakan bahwa hukum-hukumnya adalah kutukan bagi yang melakukannya.
  • Sementara Yohanes mengatakan di Wahyu 22:14: diberkatilah (bukan tekutuklah) mereka yang melakukan hukum-hukum Tuhan; karna merekalah yang akan memasuki pintu gerbang surga nanti.

BLESSED are they that DO HIS COMMANDMENTS, that they may have right to the tree of life, and MAY ENTER through the gates INTO THE CITY.,

The great God of Heaven, our supreme Ruler, has rules, STATUTES, and laws. These laws govern not only the intelligences of Heaven, but they govern every member of the human family; and we read in my text: “Blessed are they that do his commandments, that they may have right to the tree of life, and may enter in through the gates into the city.” {ST September 8, 1887, par. 2}

  • Roh Nubuat mengajarkan bahwa Tuhan memerintah seluruh makhluk di semesta alamnya dengan peraturan-peraturan, STATUTES, and hukum-hukumNya. 
  • Mereka yang memasuki pintu gerbang kota itu adalah mereka yang melakukan hukum-hukum Tuhan termasuk STATUTES nya yang ditulis oleh tangan Musa di “THE BOOK OF THE LAW” dengan STATUTES dan JUDGMENTS nya. 
  • Seandainya Hukum Musa dipakukan ke kayu salib, maka terkutuklah mereka yang melakukan STATUTES nya, dan hanya yang terkutuklah yang akan memasuki pintu gerbang surga nanti.
  • Sementara disurga dan langit dan bumi baru nanti, tidak ada kutukan lagi.

And there shall be NO MORE CURSE (tidak ada kutukan); but the throne of God and of the Lamb shall be in it; and his servants shall serve him.

Picture4

HUKUM MUSA BUKAN BAYANG-BAYANG

Now therefore hearken, O Israel, unto the STATUTES and unto the JUDGMENTS, which I teach you, for to do them, that ye may live, and go in and possess the land which the LORD God of your fathers giveth you. 

Christ gave to Moses RELIGIOUS PRECEPTS which were to govern the everyday life. THESE STATUTES were explicitly given to guard the ten commandments. They were NOT SHADOWY TYPES  to pass away with the death of Christ. They were to be binding upon man in every age as long as time should last. These commands were enforced by the power of the moral law, and they clearly and definitely explained that law. {RH May 6, 1875, par. 10 }

  • Hukum Musa (STATUTES dan JUDGMENTS) bukan bayangbayang yang dipakukan ke kayu salib.
  • Hukum Musa ini berlakunya untuk selama-lamanya.
  • Diberikan kepada Musa agar umat Tuhan mengerti prinsipprinsip 10 hukum, agar kita tidak melanggarnya lagi.
  • Contoh prinsip-prinsipnya kita baca di Matius 5:27, 28.

Ye have heard that it was said by them of old time, Thou shalt not commit adultery: But I say unto you, That whosoever LOOKETH on a woman TO LUST AFTER HER hath committed adultery with her already in his heart.

Hukum Musa (statutes dan judgments) diberikan kepada umat Israel yang sudah tidak mengeti prinsipprinsipnya hukum moral, sehingga secara tertulis, diberikan bagi mereka agar mereka tidak terus menerus melanggar 10 hukum.

Prinsip-prinsipnya (statutes dan judgments) selalu ada. Bagi mereka yang menurut 10 hukum, mereka tidak melanggar hukum Tuhan karna mereka mengerti prinsip-prinsipnya (statutes dan judgments).

Prinsip-prinsip (statutes dan judgements) yang diberikan kepada Musa BUKAN prinsip-prinsip yang sebelumnya tidak pernah ada, sehingga baru menjadi ada di bukit Sinai.

love god others too

 Prinsip 10 hukum Tuhan adalah “mengasihi Tuhan” dan “mengasihi sesama“. Empat hukum pertama menunjukan kasihnya (duty)  kepada Tuhan, dan enam hukum terakhir kepada sesama manusia. 

  • Mat 22:37 – 40  Thou shalt love the Lord thy God with all thy heart, and with all thy soul, and with all thy mind. This is the first and great commandment. And the second is like unto it, Thou shalt love thy neighbour as thy self. On these two commandments hang all the law and the prophets.

Untuk berdosa ialah untuk tidak mengasihi Tuhan dan sesamamu. Jikalau kamu mengasihi Aku, peliharalah hukumhukum Ku. (John 14:15).

  • These two great principles embrace the first four (I – IV) commandments, showing the duty of MAN TO GOD, and the last six, showing the duty of MAN TO HIS FELLOW-MEN  (V – X). The principles were MORE EXPLICITLY STATED  to man after the fall, and WORDED TO MEET THE CASE of fallen intelligences. This was necessary in consequence of the minds of men being BLINDED by transgression. {RH May 6, 1875, par. 13} 
Prinsip-prinsip 10 hukum adalah “love God” dan “love fellowmen“.

Prinsip-prinsip ini selalu ada; sebagaimana Bapa tidak ada awalnya, demikian juga prinsip-prinsip 10 hukumNya pun tidak ada awalnya.

Itulah sebabnya Kristus memberikan prinsipprinsip keagamaan ini [STATUTES] melalui Musa agar mereka tidak lagi melanggar hukum-hukumNya.

Dan hal ini perlu untuk dilakukan akibat dosa yang sudah MEMBUTAKAN hati pikirannya.

Prinsip hukum Tuhan selalu ada dan dapat dimengerti oleh Adam dan Hawa sebelum mereka berdosa tanpa prinsip-prinsipnya perlu untuk ditulis

Setelah manusia berdosa, mereka tidak mengerti lagi prinsip-prinsipnya. Dan itulah sebabnya prinsip-prinsip itu perlu ditulis oleh Musa didalam bahasa yang manusia berdosa dapat mengerti, agar mereka tidak berdosa lagi.

Prinsip-prinsip ini namanya STATUTES dan JUDGMENTS

Itulah sebabnya the “Statutes” dan “Judgment” ini bukan bayang-bayang yang dipakukan ke kayu salibNya Kristus.

Prinsip-prinsip yang ditulis Musa adalah  prinsip-prinsipnya 10 hukum . Dengan memakukan prinsip-prinsipnya, saya juga memakukan 10 hukumnya.

  • Many in the Christian world also have a veil before their eyes and heart. They do not see to the end of that which was done away. They do not see that it was ONLY THE CEREMONIAL LAW which was abrogated at the death of Christ. They claim that the moral law was nailed to the cross. Heavy is the veil that darkens their understanding. {1SM 239.2}

In consequence of continual transgression, the moral law was repeated in awful grandeur from Sinai. Christ gave to Moses religious precepts which were to govern the everyday life. THESE STATUTES were explicitly given to guard the ten commandments. They were not shadowy types to pass away with the death of Christ.

There are some who DO NOT UNDERSTAND the plan of redemption, but make the death of Christ an argument to prove that the law of God is abolished.

  • Ada orang-orang yang TIDAK MENGERTI rencana keselamatan, dan mereka menggunakan kematian Kristus sebagai bukti bahwa hukum Tuhan dipakukan ke kayu salib.

Men who claim to be teachers of the people blind the eyes of the ignorant by blending the moral law with the ceremonial, and using the texts which speak of the ceremonial law to prove that the moral law has been abolished. This is a perversion of the Scriptures.

  • Mata banyak orang sudah DIBUTAKAN dengan mereka menggabung hukum moral dengan ceremonial, and menggunakan ayat-ayat Alkitab yang menjelaskan “the ceremonial law” untuk membuktikan bahwa hukum moral sudah dipakukan ke kayu salib. Ini adalah pemutar-balikan firman Tuhan.
  • Mereka tidak bisa melihat perbedaannya antara “hukum moral” dengan “the ceremonial law”.

There are two distinct laws brought to view. One is the (ceremonial) law of TYPES and SHADOWS, which reached to the time of Christ, and ceased when type (shadows and types) met antitype (substance) in his death. The other is the law of Jehovah, and is as ABIDING (remaining) and CHANGELESS as his ETERNAL throne.

  • Ada 2 hukum yang berbeda. Yang pertama adalah hukum symbol dan bayang-bayang [the ceremonial law], yang disingkirkan di kayu salib.
  • Yang kedua adalah hukum moral Tuhan, yang berlaku untuk selama-lamanya.

Christ gave to Moses religious precepts which were to govern everyday life. These STATUTES were explicitly given to guard the ten commandments. They were NOT SHADOWY TYPES to pass away with the death of Christ. They were to be BINDING (obligatory) upon men in every age AS LONG AS TIME SHOULD LAST. {Review and Herald, May 6, 1875, par. 10}

  • Hukum yang Kristus berikan kepada Musa untuk dikomunikasikan kepada umat Israel adalah STATUTES
  • Statutes diberikan agar umat Tuhan tidak melanggar 10 hukum.
  • Statutes [hukum Musa] bukan bayang-bayang yang berakhir di kayu salib.
  • Statutes berlaku untuk selama-lamanya [sama dengan 10 hukum Tuhan]

After the crucifixion, it was a denial of Christ for the Jews to continue to offer the burnt offerings and sacrifices which were typical of his death. It was saying to the world that they looked for a Redeemer to come, and had no faith in Him who had given his life for the sins of the world.

  • Setelah Kristus mati di kayu salib, korban-korban persembahan tidak perlu untuk dipersembahkan lagi; karna sudah digantikan oleh kematian Kristus di kayu salib.
  • Namun “statutes tetap perlu untuk dilakukan; karna “statutes” itu bukan bayang-bayang yang dipakukan ke kayu salib-Nya Kristus.

Hence the ceremonial law ceased to be of force at the death of Christ. {ST July 29, 1886, par. 4}

  • Yang dihentikan adalah “the ceremonial law” yang terdiri dari korban-korban persembahan [animal sacrifices], keimamatan orang Lewi [earthly priests], dan kaabah di bumi [earthly sanctuary].
  • Korban-korban persembahan binatang digantikan dengan Kristus [the Lamb of God].
  • Keimamatan orang Lewi digantikan dengan Kristus [the Great Hight Priest].
  • Kaabah di bumi [earthly sanctuary] digantikan dengan kaabah di surga [the heavenly sanctuary]
  • Semua inilah yang dihentikakn di kayu salib.
  • Statutes [hukum Musa] tetap berlaku setelah kematian Kristus di kayu salib.

Kita bisa lihat dengan sangat jelas, bahwa yang dipakukan ke kayu salib adalahthe ceremonial law” yang terdiri dari system bayangbayang (shadows) dan symbol (symbols).

Sebelum kayu salib, Kristus sebagai Domba (Jn 1:29) di symbolkan oleh binatangbinatang–yang kematianNya membayar bersih hutang kematian kekal kita. 

Kristus sebagai Imam Besar kita yang menolong kita untuk tidak berdosa lagi, yang bekerjanya di sanctuary di surga–dilambangkan oleh imam besar orang Lewi, yang bekerjanya di sanctuary di dunia.

Sehingga waktu kenyataannya tiba, Kristus adalah Domba yang membayar hutang kematian kekal kita, dan Imam Besar kita yang minister bagi kita di sanctuary di surga, system bayang-bayangnya yang terdiri dari korban binatang, keimamatan orang Lewi, dan sanctuary di dunia ini semua di singkirkan, dan digantikan dengan kenyataannya.

Apa fungsi dari “the ceremonial law”? Fungsinya ialah sebagai “object lesson“, atau perumpamaan yang menggambarkan kenyataannya sebelum kenyataannya tiba.

  • The sacrificial offering was to be AN OBJECT LESSON  of THE LOVE OF GOD revealed in Christ—in the suffering, dying victim, who took upon Himself the sin of which man was guilty, the innocent being made sin for us. {1SM 233.3}

Namun walaupun “the ceremonial law” itu hanya berfungsi sebagai “object lesson”, tapi system itu “glorious“, karna melalui “system” itu, manusia berdosa dapat melihat “the love of God” yang dengan sepenuhnya–hanya bisa dilihat dan dimengerti di kayu salibnya Kristus.

  •  The ceremonial law was glorious; it was the provision made by Jesus Christ in counsel with His Father, to aid in the salvation of the race. {Review and Herald, May 6, 1875}

Sehingga bagi mereka yang hidup sebelum kenyataannya tiba, mereka sudah bisa melihatthe love of God” melalui “the object lesson” nya.

Karakter Bapa [the love of God] penuh dengan kemuliaanNya. Banyak orang hanya bisa melihat kematian binatang, sehingga mereka gagal untuk melihat kemuliaannya dari “the ceremonial law” Mata hati mereka tidak bisa melihat kemuliaanNya dari “the ceremonial law” yang di singkirkan di kayu salib.

  • 2Co 3:13  And not as Moses, which put a vail over his face, that the children of Israel could not stedfastly look to THE END of that which is abolished [the ceremonial law].

Yohanes kekasih menulis di 1 John 4:19, bahwa dengan memandang “the love of God” (1Jn 4:9) di kayu salib, walaupun hanya melalui “the ceremonial law” nya, hati kita akan remuk dan akan mengasihi Dia yang sudah mengorbankan satu-satu AnakNya yang di begotten, agar kita dapat memperoleh kehidupan kekal.

Kita semua, dengan mata pikiran yang tidak dibutakan, MEMANDANG kemuliaanNya [karakter; kasih; hukum], DIRUBAHKAN menjadi serupa dengan karakternya [kasih, menurut hukum] oleh Roh KudusNYa.

Mereka sebelum kayu salib memandangnya pada waktu-waktu Tuhan sudah tetapkan (at the appointed time). Setiap pagi dan petang [harian], setiap hari Sabat, hari ke-7 [mingguan], setiap awal bulan [bulan baru], dan setiap set/solemn feasts [tahunan]. 

  • 1Ch 23:30, 31  And to stand every morning to thank and praise the LORD, and likewise at even; And to offer all burnt sacrifices [an object lesson of the love of God] unto the LORD in the sabbaths, in the new moons, and on the set feasts, by number, according to the order commanded unto them, continually before the LORD: 

Pada waktu-waktu itu [at the appointed time] mereka melihat the love of God” melalui korban-korban yang dipersembahkan “an object lesson of the love of God

Setiap hari, pagi dan petang, setiap minggu, hari Sabat hari ke-7, setiap bulan, awal bulan, dan   setiap pertemuan tahunan. Inilah waktu-waktu yang Tuhan sudah tetapkan untuk “behold the love of God’.

Dan karna cara Tuhan [rencana keselamatan] tidak berubah [Mal 3:6; Heb 13:8], kita sekarang “behold the love of God” nya pada waktu-waktu yang sama juga; bedanya kita sekarang tidak mempersembahkan korban binatang.

Kita mengasihi Dia, karna kita melihat bahwa Dia sudah terlebih dahulu mengasihi kita.

Mat 26:26, 27, 29  And as they were eating, Jesus took bread, and blessed it, and brake it, and gave it to the disciples, and said, Take, eat; this is my body.  And he took the cup [fresh wine], and gave thanks, and gave it to them, saying, Drink ye all of it; For this is my blood of the new testament [covenant], which is shed for many for the remission of sins. 

  • Sebagaimana korban binatang dahulu kala melambangkan Kristus, yang mana tubuhnya diremuk dan darahnya ditumpahkan; dan karna Kristus sudah menggantikan korban-korban binatang itu, Dia sekarang menginstitusikan “the Lord’s Supper”, dimana kita sekarang melihat kayu salibNya melalui roti dan anggur.
  • Roti adalah lambang tubuhNya {Mat 26:26], dan anggur adalah lambang darahNya. Roti dan anggur menggantikan korban-korban binatang yang dipersembahkan sebelum kematianNya di kayu salib.
  • Roti dan anggur melambangkan “the flesh and the blood“.

Joh 6:54, 55  Whoso eateth my flesh, and drinketh my blood, hath ETERNAL LIFE; and I will raise him up at the last day. For my flesh is MEAT indeed, and my blood is DRINK indeed.

  • Korban persembahan binatang digantikan dengan MEAT dan DRINK, yang adalah lambang KEHIDUPAN KEKAL.

For my flesh is MEAT indeed, and my blood is DRINK indeed. He that eateth my flesh, and   drinketh my blood, dwelleth in me, and I in him… This is eating the fruit of the tree of life. Manuscript 112, 189

  • Untuk MEAT dan DRINK adalah sama dengan makan buah pohon kehidupan.

 The tree of life was a type [a symbol] of the one great Source of immortality. {MM 233.6}

  • Buah pohon kehidupan adalah lambang kehidupan kekal dan immortality.

 Jesus Christ is to the world as the tree of life to which Adam and Eve had access in the garden of Eden. {GCDB March 6, 1899, par. 37}

  • Kristus adalah sumber kehidupan kekal dan immortality kita [1Jn 5:10, 11]; untuk MEAT dan DRINK ialah untuk melakukan lambang [object lesson] dari makan firman Tuhan yang adalah roh dan kehidupan [John 6:63]
  • Sebagaimana “the ceremonial law” adalah “an object lesson” dari kenyataannya, demikian juga “meat and drink” adalah lambang dari kenyataannya juga.
  • Meat and drink @ the appointed time menggantikan “the ceremonial law” yang juga dilakukannya @ the appointed time.

Dengan cara inilah kasih Bapa dinyatakan kepada kita; karna Dia mengirim satu-satu AnakNya yang dia begotten ke dunia ini, agar kita dapat hidup melalui AnakNya. Jika kita mengasihi Dia, taatilah seluruh hukum-hukumNya [go, and sin no more--Jn 8:11].

Bagi yang hidup setelah kematian Kristus di kayu salib, kita memandang “kayu salib” pada waktu-waktu yang sama dengan waktu-waktu mereka yang hidup sebelum kayu salib.

“The appointed time” tidak dipakukan ke kayu salib. “The appointed time” bukan bagian dari “the ceremonial law”; tetapi “the ceremonial law” dulu dilakukan pada waktu-waktu yang sudah ditetapkan.

Mereka dulu melihatnya melalui “the ceremonial law”; kita sekarang melihatnya melaui “meat and drink” yang adalah lambang tubuhnya yang diremukan untuk kita, dan darahnya yang ditumpahkan bagi kita semua.

  • THE CROSS OF CHRIST is to be THE GREAT CENTER  round which everything must revolve.  {ST August 17, 1891, par. 4}

Kayu salib adalah PUSAT [center] dari pengungkapan rencana keselamatan yang mengungkapkan “the love of God”.

Mereka yang hidup SEBELUM kayu salib perlu untuk melihat KEDEPAN [future] sementara kita yang hidup SETELAH kayu salib melihat KEBELAKANG [past].

Cara Tuhan untuk menyelamatkan TIDAK BERUBAH [Mal 3:6, Heb 3:18]. Yaitu untuk melihat “the love of God” yang adalah kemuliaannya, karakternya, mercynya [kemurahannya], justicenya [keadilannya], kuasanya,  yang jikalau kita percaya, sanggup untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.

Waktu-waktu yang Dia sudah tetapkan adalah untuk kebaikan dan keselamatan kita semua.

Sebagaimana hari Sabat hari ke7 adalah “appointed time”, evening dan morning, setiap new moon, dan setiap hari raya tahunan juga adalah “the appointed time” yang Tuhan sudah tetapkan untuk kita semua [sebelum dan setelah kayu salib].

 Untuk mengatakan bahwa “the appointed time” sudah dipakukan, ialah untuk memakukan  juga hari ke-7 hari Sabat, sehingga kita sekarang bisa “Sabbath worship” kapan saja “semau gue“.

Untuk mengatakan bahwa “the sabbath days” di Kolose 2:16 adalah “sabbath tahunan“, sementara feast tahunantermasuk hari sabat tahunannyamasih berlaku setelah kayu salib   [Kolose 2:16], menunjukan bahwa “Umat Tuhan akan dibinasakan karna tidak memiliki pengertian” sesuai dengan Hosea 4:6. Dan yang sudah dilupakan adalah hukum-hukumNya.

  • Untuk memelihara 10 hukum ialah untuk mengasihi Tuhan [Jn 14:15].
  • Untuk mengasihi Tuhan, ialah untuk melihat kasihNya di kayu salib [1Jn 4:19].
  • Untuk melihat kasihNya di kayu salib, kita diberikan the appointed time.” dan hal ini berlaku bagi umat Tuhan yang hidupnya sebelum dan setelah kematian Kristus di kayu salib.
  • Mereka melihatnya @ the appointed time waktu mereka mempersembahkan korban binatang [the ceremonial law].
  • Kita melihatnya @ the appointed time waktu kita “gather together to meat and drinktanpa korban persembahan binatang, [the ceremonial law] yang sudah digantikan oleh “the Lamb of God”.

FUNGSI DARI "THE APPOINTED TIME"

Heb 10:25  NOT FORSAKING the ASSEMBLING of ourselves TOGETHER, as the manner of some is; but exhorting one another: and so much the more, as ye see the day approaching

Zep 2:1  Gather yourselves together, yea, gather together, O nation not desired; 
Zep 2:2  Before the decree bring forth, before the day pass as the chaff, before the fierce anger of the LORD come upon you, before the day of the LORD’S anger come upon you. 
Zep 2:3  Seek ye the LORD, all ye meek of the earth, which have wrought his judgment; seek righteousness, seek meekness: it may be ye shall be hid in the day of the LORD’S anger

  • Fungsi “gather together @ the appointed time” ialah untuk mencari “righteousness“, yang adalah karakterNya–yang ditulis di dahi umat Tuhan (the seal of God).
  • Pada masa kepicikan Yakub nanti (the time of trouble–Dan 12:1), hanya mereka yang di dahinya tertulis karakter Bapa di surga-lah yang akan disembunyikan [hid] dari tulah-tulah yang akan dicurakan nanti (setelah pintu kasihan ditutup).
  • Hal ini sama sebagaimana umat Israel dilindungi dari malaikat pembantai waktu mereka berada di Mesir [the Passover].
 God requires no less of His people in these last days, in sacrifices and offerings, than He did of the Jewish nation. Those whom He has blessed with a competency, and even the widow and the fatherless, should not be unmindful of His blessings. Especially should those whom God has prospered render to Him the things that are His. They should appear before Him with a spirit of self-sacrifice and bring their offerings in accordance with the blessings which He has bestowed upon them. But many whom God prospers manifest base ingratitude to Him. If His blessings rest upon them, and He increases their substance, they make these bounties as cords to bind them to the love of their possessions; they allow worldly business to take possession of their affections and their entire being, and neglect devotion and religious privileges. They cannot afford to leave their business cares and come before God even once a year. They turn the blessings of God into a curse. They serve their own temporal interests to the neglect of God’s requirements. {2T 574.1}
 
Tuhan menginginkan agar kita yang hidupnya diakhir zaman ini MENGORBANKAN waktu-waktu kita untuk menghadiri “pertemuan tahunan” sebagaimana yang juga dilakukan bangsa Yahudi dulu kala.
 
  • Namun banyak yang Tuhan sudah berkati tidak berterima kasih, karna mereka sudah terikat dengan cinta mereka terhadap harta kekayaan dunia.
  • Mereka lebih mementingkan hal-hal duniawi dariapda hal-hal surgawi, sehingga mereka lalai untuk membina hubungan mereka dengan Tuhan.
  • Untuk menghadiri pertemuan ini, walaupun hanya untuk sekali setahun, sepertinya adalah suatu korban yang sangat besar bagi mereka.
  • Mereka menolak berkat sehingga yang mereka terima adalah kutukan.
  • Mereka menjadi hamba dunia sehingga lalai untuk memenuhi tuntutan-tuntutan Tuhan.
Men who possess thousands remain at home YEAR AFTER YEAR, engrossed in their worldly cares and interests, and feeling that they cannot afford to make the small sacrifice of attending THE YEARLY GATHERINGS to worship God. {2T 574.2} 
 
  •  Mereka pilih untuk tidak hadir dari tahun ke tahun; mereka disibukan dalam kepedulian dunia, sehingga mereka tidak rela untuk mengorbankan waktu mereka untuk menghadiri pertemuan-pertemuan tahunan ini untuk “worship God”.
Many who profess to be looking for the appearing of our Lord are anxious, burdened seekers for worldly gain. They are BLIND to their eternal interest… And they neglect the preparation for eternity, which should be the first and only real work of life. {2T 575.1}

 Let all who possibly can, ATTEND these YEARLY GATHERINGSCome, brethren and sisters, to   these sacred convocation meetings, TO FIND JESUS. He will COME up to THE FEAST. He will be present, and He will do for you that which you most need to have done. {2T 575.2} 

  •  Banyak yang mengaku bahwa mereka sedang menantikan kedatanganNya di awan-awan nanti, dipenuhi dengan kecemasan dan beban untuk meraih harta duniawi.
  •  Mereka lalai dalam pekerjaan persiapan kehidupan kekal, yang seharusnya adalah yang terpenting dan terutama dalam pekerjaan mereka
  • Biarlah semua menghadiri pertemuan perkumpulan tahunan ini. Datanglah menghadiri pertemuan-pertemuan ini untuk mencari Yesus. Dia akan datang menghadiri FEAST ini. Dia akan hadir.

HUBUNGAN FEAST DENGAN TERANG DUNIA

Contoh STATUTES kita bisa temukan di buku Imamat 23.

  • Lev 23:1, 2, 21, 41 And the LORD spake unto Moses, saying,  Speak unto the children of Israel, and say unto them, Concerning the FEASTS of the LORD, which ye shall proclaim to be holy convocations, even these are my FEASTS. And ye shall proclaim on the selfsame day, that it may be an holy convocation unto you: ye shall do no servile work therein: it shall be A STATUTE for ever in all your dwellings throughout your generations. And ye shall keep it a FEAST unto the LORD seven days in the year. It shall be A STATUTE  for ever in your generations: ye shall celebrate it in the seventh month.

Prinsip “love God” dan “love fellowmen” adalah prinsip yang  dibina [cultivate] didalam pertemuan-pertemuan “FEASTS” yang Tuhan sudah tetapkan.

  • Anciently the Lord instructed His people to ASSEMBLE three times a year for His worship… Faith and LOVE and gratitude were to be kept alive in their hearts, and through their ASSOCIATION TOGETHER in this sacred service they were to be BOUND CLOSER TO  GOD [love God] and TO ONE ANOTHER [love thy neighbor]. {6T 39.3}
Dengan umat Tuhan berkumpul (assemble) untuk merayakan FEAST“, hal ini akan membuat “love” mereka terhadap Tuhan dan sesama dikuatkan dan dieratkan.
 Love adalah prinsip-prinsip 10 hukum
Jikalau kamu mengasihi Aku, peliharalah hukum-hukumKu. (John 14:15).
 
  • In the days of Christ these FEASTS were attended by vast multitudes of people from all lands; and had they been kept as God intended, in the spirit of true worship, THE LIGHT OF TRUTH might through them have been given to all the nations of the world. {6T 39.4}

Di zamannya Kristus, perayaan FEAST ini dihadiri banyak orang dari segala pelosok. Seandainya “FEAST” ini dipelihara sesuai dengan yang dimaksudkan Tuhan, mereka akan menjadi TERANG DUNIA. (Mat 5:14, 16).

Jadi kita bisa lihat betapa pentingnya untukFEASTdipelihara oleh umat Tuhan agar dunia diterangi karakter Bapa yang adalah LOVE (1Jn 4:8).

  • The Lord saw that these gatherings were NECESSARY for THE SPIRITUAL LIFE of His people. They needed to turn away from their worldly cares, to COMMUNE WITH GOD, and to CONTEMPLATE UNSEEN REALITIES. {6T 40.1}

Tuhan melihat bahwa pertemuan-pertemuan FEAST ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan kerohanian gerejaNya.

Mereka perlu untuk berpaling dari kepeduliankepedulian duniawi, agar mereka dapat berkomunikasi dengan Tuhan, dan merenungkan hal-hal surgawi yang tidak kelihatan.

  • If the children of Israel NEEDED THE BENEFIT of these holy convocations in their time, HOW MUCH MORE DO WE NEED THEM in these last days of peril and conflict! And if the people of the world then NEEDED THE LIGHT which God had committed to His church, how much more DO THEY NEED IT (the light) NOW! {6T 40.2}

Jika umat Israel membutuhkan benefit” dari pertemuan-pertemuan “FEAST‘ ini dimasa mereka, BETAPA KITA SEKARANG DI AKHIR ZAMAN INI LEBIH MEMBUTUHKANNYA.. Dan jikalau dunia dulu membutuhkan terang yang Tuhan percayakan kepada gereja-Nya, apalagi dunia sekarang membutuhkannya.

Artinya, pekabaran yang perlu untuk dikabarkan sebelum tutup pintu kasihan hanya akan dikabarkan jikalau umat Tuhan sudah memiliki karakter Bapa disurga (PERFECT LOVE).

MUSTAHIL  memakukan cara yang Tuhan sudah tetapkan untuk gerejaNya menjadi terang dunia, khususnya bagi kita yang hidup di akhir zaman.

God teaches that we should ASSEMBLE in His house to cultivate the attributes of PERFECT LOVE. This will FIT the dwellers of earth for the mansions that Christ has gone to prepare for all who love Him. There they will ASSEMBLE in the sanctuary from Sabbath to Sabbath, from one new moon to another, to unite in loftiest strains of song, in praise and thanksgiving to Him who sits upon the throne, and to the Lamb for ever and ever.

Dengan memandang “the love of God”, kita dirubahkan menjadi serupa dengan yang kita pandang (the love of God).

Tuhan mengajarkan agar kita berkumpul bersama dalam pertemuan-pertemuan FEAST ini untuk membina KARAKTER YANG SEMPURNA. Pertemuan-pertemuan ini akan membuat kita FIT (perfect love) untuk melakukannnya didalam kerajaanNya nanti. 

Disana nanti kita akan melakukan apa yang kita sudah lakukan disini; kita akan “assemble”   dari hari Sabat ke hari Sabat, dan dari hari bulan baru ke hari bulan baru, untuk “worship” dalam puji-pujian dan ucapan syukur kita kepada Dia yang duduk di tahta surga.

LOVE MELAHIRKAN LOVE

Dengan memandang kemuliaan-Nya Tuhan [karakter love], kita dirubahkan menjadi serupa dengan karakter-Nya [love].

1Jn 4:19  We love him, because he first loved us

Joh 14:15  If ye love me, keep my commandments

  • Dengan memandang kasih-Nya di kayu salib, kita mengasihi Dia. Dan untuk mengasihi Dia ialah untuk menurut hukum-hukumNya.
  • Untuk menurut hukum-hukumNya ialah untuk tidak berdosa.
  • Apa caranya yang Tuhan sudah tetapkan agar kita memiliki kasih ini?

God teaches that we should ASSEMBLE in His house to cultivate the attributes of PERFECT LOVE. This will FIT the dwellers of earth for the mansions that Christ has gone to prepare for all who love Him. There they will ASSEMBLE in the sanctuary from Sabbath to Sabbath, from one new moon to another, to unite in loftiest strains of song, in praise and thanksgiving to Him who sits upon the throne, and to the Lamb for ever and ever. {CCh 241.3}

  • Cara yang Tuhan sudah tetapkan ialah untuk kita “assemble together @ the appointed time” untuk membina karakter “PERFECT LOVE“.
  • Apa yang kita lakukan disini sekarang akan kita lakukan nanti disana.
  • Dengan menolak untuk “assemble together @ the appointed time” sekarang ialah untuk tidak akan berada disana nanti. 
  • Karna disana nanti kita akan tetap melakukan apa yang kita sekarang lakukan disini; dan yang kita lakukan disini sekarang ADALAH CARANYA TUHAN untuk membuat kita “FIT'” untuk kita lakukan disana nanti.

For as the new heavens and the new earth...that from ONE NEW MOON to ANOTHER, and from ONE SABBATH to ANOTHER, shall all flesh come TO WORHIP before me, saith the LORD.

TUHAN TIDAK PERNAH BERUBAH

For I am the LORD, I CHANGE NOT; therefore ye sons of Jacob are not consumed.

The plan of saving sinners through Christ alone was THE SAME  in the days of Adam, Noah, Abraham, and in every successive generation that lived before the advent of Christ, AS IT IS IN OUR DAY. {ST December 22, 1914, par. 8}

  • Rencana keselamatan orang berdosa melalui Kristus sama sebelum kematianNya di kayu salib dengan setelah kematianNya  di kayu salb.
  • Caranya untuk menyelamatkan manusia berdosa selalu sama dari dulu sampai sekarang. Dan caranya ialah untuk memandang the love of God” di kayu salib.
  • Bagi mereka yang hidup sebelum kayu salib, mereka memandangnya melalui the ceremonial law” @ the appointed times.
  • Dan bagi kita yang hidup setelah kayu salib, kita melihatnya melalui meat and drink” @ the same appointed times.
 The Son of God is THE CENTER  of the great plan of redemption which covers all dispensations. He is the “Lamb slain from the foundation of the world.” He is the Redeemer of the fallen sons and daughters of Adam IN ALL AGES OF HUMAN PROBATION. {ST August 7, 1879, par. 4}
 
  • Kristus [kayu salib] adalah PUSAT dari rencana keselamatan. Semua yang ingin untuk diselamatkan perlu untuk memandang kasih Bapa yang diungkapkan dengan sempurna dikayu salibnya Kristus.
  • Dia adalah Juruselamat kita yang tidak berubah. Caranya untuk menyelamatkan SELALU SAMA [behold the Lamb of God}.
He who desires salvation should FIX HIS MIND upon the cross of Calvary. It is THERE that the sinner may BEHOLD what sin has done. There he can see the infinite sacrifice that has been made to redeem him from the penalty of the broken law of God. As the transgressor realizes his lost condition, he sees in Christ his only hope of salvation. From THE CROSS he learns precious lessons of the life, the self-denial, the self-sacrifice, the goodness, the mercy and love of the Son of God, who gave himself for us. Calvary portrays the matchless attributes of the divine character. As he LOOKS TO THE CROSS, he will hate sin; for he will understand that it was sin that rejected, reproached, denied, scourged, and crucified the Majesty of Heaven. HE WILL LOVE THE FATHER, who gave all Heaven to men in the gift of his only begotten Son. His heart will be filled with an eager desire for the knowledge of God, and for an understanding of the plan of salvation. He who has had a vivid view of the cross, will hate sin, and LOVE RIGHTEOUSNESS [Zephaniah 2:3; Matthew 6:33]. His doubts will vanish in the clear light reflected from the cross of Calvary. {ST July 6, 1888, par. 1}

 

  • Dia yang ingin untuk deselamatkan perlu untuk memusatkan perhatiannya ke kayu salibNya Kristus.
  • Disitulah dia melihat apa yang dosa telah hasilkan.
  • Disitulah dia melhat korban yang tidak ada ukuran dan tandingannya, untuk membeli kembali orang berdosa dari hukuman akibat pelanggaran hukum Tuhan.
  • Disitulah dia melihat satu-satu pengharapannya untuk diselamatkan.
  • Disitulah kita melihat penyangkalan diri, pengorbanan diri, kebaikanNya, kemurahanNya, dan kasihNya Anak Bapa, yang telah memberikan dirinya bagi kita orang berdosa.
  • Disitulah kita melihat karakter ilahiNya yang tiada tandingannya.
  • Dengan melihat kayu salibNya Kristus, dia akan membenci dosa, dan akan mengerti bahwa karna dosa-lah mengapa Dia ditolak, diolok-olok, disangkal, dicambuk, dan dipakukan ke kayu salib penghinaan.
  • Dengan melihat kayu salib, dia akan mengasihi Bapa [1Jn 4:19; John 14:15] yang telah memberikan Anak satu-satunya yang dia begotten sebagai pemberian korban bagi manusia berdosa.
  • Hati kita akan dipenuhi dengan keingingan untuk mengenal Dia, dan mempelajari rencana keselamatanNya.
  • Dia yang memandang kayu salib, akan membenci dosa, dan mencintai kebenaran.
  • Tuhan sudah rencanakan bagi setiap manusia berdosa, sebelum dan setelah kayu salib, untuk memandang kayu salib-Nya Kristus.
  • Dan Tuhan juga sudah tetapkanthe appointed time” untuk kita “gather together” untuk “behold the love of God“; melalui “the ceremonial lawsebelum kayu salib, dan melalui “meat and drinksetelah kayu salib.

Karna “kayu salib” adalah yang kita manusia berdosa perlu untuk lihat, itulah sebabnya semua yang hidup didunia ini perlu untuk memandang ke kayu salibNya Kristus untuk diselamatkan dari dosa-dosanya.

Hal ini berlaku bagi mereka yang hidupnya sebelum kayu salib, dan setelah kayu salib.

Mereka melihat ke depan,sementara kita sekarang melihat kebelakang. Karna caranya untuk Bapa menyelamatkan ialah untuk kita memandang AnakNya tergantung di kayu salib. Karna   kayu salib adalah “the great center of attrraction” atau pusat perhatian dan pengaruh kita..

In the cross all influence CENTERS, and from it all influence goes forth. It is THE GREAT CENTER OF ALL ATTRACTION, for on it Christ gave up his life for the human race.

Itulah sebabnya bagi mereka yang hidupnya sebelum kayu salib, mereka perlu memandang kayu salib melaluithe ceremonial law” waktu mereka mempersembahkan korban persembahan mereka.

  • Adam saw Christ prefigured in the innocent beast suffering the penalty of his transgression of Jehovah’s law. {RH May 6, 1875}.
  • Paul desires his brethren TO SEE  that THE GREAT GLORY of a sin-pardoning Saviour gave significance to the entire Jewish economy. He desired them TO SEE  also that when Christ came to the world, and died as man’s sacrifice, type met antitype. { 6BC 1095.1 }

Demikian juga bagi kita yang hidupnya setelah kematianNya Kristus di kayu salib; kita perlu untuk memandang kayu salib juga agar karakter kita dirubahkan menjadi serupa dengan karakterNya.

Adam melihat “the love of God” waktu dia mempersembahkan korban persembahan yang melambangkan Kristus di kayu salib. 

Rasul Paulus menginginkan agar kita juga sekarang melihat apa yang dilihat oleh Adam; yaitu Kristus tergantung di kayu salib [the love of God].

  • What is THE GLORY? It is the character—“From character to character.” And we are FITTING for heaven in this life, that we may see Jesus and that we may be like Him; that we may reflect His image, and from character to character marching, marching right straight along; step by step you keep with the Leader, and He is leading you. Who is it? The Light of the world, the Truth, the Life.—all these combined, and He is leading in straight paths. You are never left without angels’ care. Do you respond and seek to perfect a true righteous character? WILL YOU BE LED? That is the question, the whole question of your salvation today. WILL YOU BE LED? {1SAT 204.2}
Kita dituntun kembali ke taman Eden dengan cara kita memandang THE GLORY” nya, yang adalah “the loveliness God’s character” yang kita lihatnya di kayu salibNya Kristus.

Jadi perbadaannya antara kita yang hidupnya setelah kayu salib, dengan mereka sebelum kayu salib; mereka melihat kayu salibNya Kristus melalui lambangnya [the ceremonial law].

Kita sekarang melihatnya tanpa perlu untuk mempersembahkan korban binatang, karna Kristuslah korban kita [1Co 5:7].

Kristus instruksikan kepada murid-muridnya untuk “meat” dan “drink” sebagai peringatan akan apa yang Dia telah lakukan di kayu salibNya.

  • 1Co 11:24, 25  And when he had given thanks, he brake it, and said, Take, EAT: this is my body [bread; meat], which is broken for you: this do IN REMEMBRANCE OF ME. After the same manner also he took the cup, when he had supped, saying, This cup is the new testament [covenant] in my blood: this do ye, as oft as ye DRINK it, IN REMEMBRANCE OF ME
  • Joh 6:48, 54, 55  I am that BREAD of life. Whoso eateth my flesh, and drinketh my blood, hath ETERNAL LIFE; and I will raise him up at the last day. For my flesh is MEAT indeed, and my blood is DRINK indeed. 

Meat dan drink menggantikan “the ceremonial law”; karna melalui “the ceremonial law” mereka melihat kayu salib; sementara kita sekarang melihatnya melalui lambang tubuhNya [meat] dan darah-Nya [drink] waktu kita “assemble @ God’s appointed time'[.-

PADA WAKTU YANG TUHAN SUDAH TETAPKAN

And to stand every MORNING to thank and praise LORD, and likewise at EVEN. And to offer ALL BURNT SACRIFICES unto the LORD in THE SABBATHS, in THE NEW MOONS, and on THE SET FEASTS [H4150], by number, according to the order commanded unto them, continually before the LORD.

KESIMPULANNYA

Dengan sangat jelas kita bisa melihat bahwa yang dipakukan ke kayu salib-Nya Kristus BUKAN “FEAST TAHUNAN”, BUKAN assembly bulanan [NEW MOON], BUKAN assembly mingguan [SABBATH DAYS], dan BUKAN assembly harian [EVENING and MORNING worship].

Yang dipakukan ke kayu salib adalah catatan hutang kita [kematian kekal–cheirographon], dan dosadosa kita.

  • Many in the Christian world also have A VEIL  before their eyes and heart. They DO NOT SEE to THE END [glory of Christ on the cross] of that which was done away. They DO NOT SEE that it was ONLY the ceremonial law which was abrogated at the death of Christ. They claim that the moral law was nailed to the cross. Heavy is THE VAIL  that darkens their understanding. {1SM 239.2}
Banyak orang mata hati mereka DIBUTAKAN. Mereka TIDAK BISA MELIHAT kemuliaan karakter-Nya Kristus melalui korban-korban persembahan yang disingkirkan di kayu salib-Nya Krisuts. Mereka TIDAK BISA MELIHAT bahwa HANYA “the ceremonial law” saja yang disingkirkan di kayu salib. Mereka mengatakan bahwa “the moral lawdipakukan ke kayu salib. Kain yang menutup wajah pikiran mereka sangat tebal, sehingga pikiran pengertian mereka sangat dipenuhi dengan kegelapan.
 

NOT FORSAKING THE ASSEMBLING of OURSELVES TOGETHER, as the manner of some is; but exhorting one another: and SO MUCH THE MORE, as ye see the approaching. Therefore, LET US KEEP THE FEAST.

0%
46

QUIZ YOURSELF

1 / 18

1. Handwriting di blotted out parallel dengan dosa di apa?

2 / 18

2. Apa yang sekarang melambangkan tubuhNya Kristus? Pilih jawaban yang salah.

3 / 18

3. Dengan menghadiri "assembly" ini, kita akan menjadi apa untuk melakukannya di kerajaan Bapa disurga?

4 / 18

4. The ceremonial law terdiri dari apa saja? Pilih jawaban yang salah.

5 / 18

5. Kita sekarang tidak perlu untuk "keep the feast".

6 / 18

6. "The appointed time" untuk mempersembahkan korban persembahan dipakukan ke kayu salibNya Kristus.

7 / 18

7. The ceremonial law digantikan dengan apa? Pilih jawaban yang salah.

8 / 18

8. Handwriting terdiri dari 2 kata; pilih jawaban yang salah.

9 / 18

9. The ceremonial law menggantikan apa?

10 / 18

10. Bagi mereka yang hilang, apa yang tersembunyi dari mata pandangan pikiran mereka? Pilih jawaban yang salah.

11 / 18

11. Rasul Paulus mengatakan di 1 Korintus 5:8, bahwa "feast keeping" kita sekarang adalah "spiritual feast keeping". Bahwa kehidupan kita adalah "a perpetual feast keeping".

12 / 18

12. Apa yang tidak bisa dilihat oleh orang banyak?

13 / 18

13. Apa upah dosa?

14 / 18

14. The ceremonial law berfungsi sebagai apanya "the love of God"?

15 / 18

15. Yang Adam perlu untuk "behold" berbeda dari yang kita sekarang perlu "behold".

16 / 18

16. Kata lain "the feast" apa? Pilih jawaban yang salah.

17 / 18

17. Kita sekarang untuk "meat and drink"...

18 / 18

18. Yang dipakukan ke kayu salib adalah apa?

share this post

Randolph

Randolph

We are all to proclaim the commandments of God and the faith of Jesus. Jesus came to magnify the law, and make it honorable. He died to exalt the law of God, testifying of its changeless character; and as we proclaim God’s law, we may look unto Jesus and be comforted with the assurance, “Lo, I am with you always, even unto the end of the world.” {RH January 24, 1893, par. 3}

keep reading

compass, orientation, map-5261062.jpg

Jesus saith unto him, I am the way, the truth, and the life: no man cometh unto the Father, but by me.  John 14:6

YE ARE THE LIGHT OF THE WORLD
Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.